Halaman

Inspired by Syaikh As-Sudais

            Sejak kecil, ibu selalu menyetel Murottal ala Qiroah nya Syaikh Abdurrohman As-Sudais di setiap pagi dari bangun subuh sampai berangkat sekolah. Mungkin karena faktor terbiasa inilah, aku tidak bisa lepas dari gaya tilawahnya beliau. Alhamdulillah, aku memiliki ibu yang sangat baik dalam qiroatil Quran. Beliau sudah malang melintang menjuarai MTQ Telkom Nasional. Di rumah, kami punya meja untuk koleksi piala dan 91,27% piala dihasilkan oleh ibu dari MTQ, sisanya 2 piala yang kumenangkan dari lomba lari waktu TK....haha 
            Syaikh As-Sudais merupakan imam besar Masjidil Harom yang dinobatkan oleh banyak orang sebagai Qori dengan bacaan terindah di dunia. Nada-nadanya yang mulai dari rendah hinggi tinggi di setiap penekanan arti tertentu, selalu sukses membuatku merinding dalam memahami arti dari ayat yang dibacakan tersebut. Terlebih lagi ketika beliau menangis dan membaca berulang-ulang suatu penggalan ayat, juga membuatku ingin menangis. Biasanya beliau menangis dan bergetar suaranya di ayat-ayat seputar neraka dan azab-azab pedih yang ditimpakan atas kesalahan-kesalahan manusia. 

            Mulai dari gaya tilawah, muroja’ah hingga tahfidz pun aku tidak bisa lepas dari Syaikh As-Sudais. Jika selesai menashihkan bacaan, kembali aku mendengarkan murottal beliau untuk menyetel nada tilawahku. Jika selesai menahfidzkan suatu surat, maka kembali aku menyetel murottal surat tersebut agar selalu terngiang dan tidak mudah lupa. Jika sedang muro’jaah, benar-benar mirip tajwidnya dan pas dimana harus berhenti. Bahkan jika beliau menekankan suatu ayat, itu pun terus menempel dalam setiap bacaanku. Dengan tilawahnya yang bergaya cepat, otomatis berdampak pada bacaanku juga makanya agak sulit jika harus memelankan hafalan saat tasmi’... hehe. Entah bagaimana, aku tidak bisa menyesuaikan bacaanku dengan qori’ lainnya. Payah ya... 
            Karena terobsesi dengan bacaan beliau, saat ibadah umroh tahun lalu, aku selalu menunggu-nunggu kapan Syaikh mengimami sholat fardhu berjamaah di Masjidil Harom. Datang lebih awal agar mendapat shof terdepan, tapi tetap tidak mendengar bacaan beliau. Ternyata dari kabar yang beredar, beliau sudah tidak mengimami Masjidil Harom lagi. Mungkin karena faktor usia sehingga beliau digantikan oleh imam yang lain. Sedih juga karena imam yang selalu ditunggu tidak bisa kudengar langsung.. 
            Nah..di romadhon ini,,entah mengapa aku merasa begitu dekat dengan beliau. Apakah karena suara lantunan tilawah beliau banyak disetel di masjid-masjid, atau karena aku banyak teringat beliau dalam setiap nada tilawahku. Semoga Alloh SWT memberikan kebaikan yang bertambah-tambah pada beliau dan limpahan pahala yang tidak pernah terputus karena telah menginspirasi banyak orang. 
Amin yaa robbal 'alamin....
            
Baca yang lengkap yaa,,,

2 komentar:

Anonim 20 April 2013 pukul 19.32  

beliau masih menjadi imam Masjidil Haram sampai sekarang insyaalah, beliau biasanya memimpin salat maghrib. mungkin ketika antum kesana sedang terjadi rotasi imam , seperti yang diketahui masjidil haram mempunyai 9 imam aktif yang dirotasi setiap minggunya, anda bisa cek di situs haramain.info

Obat herbal hepatitis B 26 Juli 2014 pukul 10.51  


Senang rasanya bisa berkunjung ke website anda" mudah-mudahan
infonya bermanfaat Terimakasih sudah berbagi

Posting Komentar

Apa yang kamu pikirkan dari tulisan di atas? Mari bertukar pikiran,,,