Halaman

Pejuangan Membuktikan Spasmophili,,, Bukan Epilepsi !!

2,5 tahun lalu,,aku terkena spasmophili. Ndak dikira-kira, ternyata sudah grade 4+. Grade yang paling parah. Bagi teman-teman yang juga divonis mengidap spasmophili dan belum tahu sudah sampai separah apa,,mending langsung tes EMG ke rumah sakit yang bagus dan terpercaya. Nanti dokternya pasti akan kasih tahu kalau kita uda sampe grade mana (tapi siap-siap untuk kejang hebat yaa,,). Semakin tinggi grade, semakin parah dan semakin mudah kambuh. kebetulan kakakku dokter, jadi beliau yang jelasin semuanya.

aku divonis spasmophili 4+ bulan april 2009 kemarin, setelah 4 bulan sebelumnya didiagnosis EPILEPSI oleh seorang dokter senior di sebuah Rumah Sakit Pemerintah ternama di Yogyakarta. Menurutnya gejala penyakit yang muncul hampir sama dengan gejala penyakit epilepsi. Selama 4 bulan, aku dikasih obat bernama Dilantin (obat untuk pengidap penyakit epilepsi) dan bermacam-macam psikotropika (sebagai obat penenang ketika kambuh) yang harganya mencapai jutaan perbulan (alhamdulillah,,cukup terbantu dengan adanya asuransi kesehatan). Saat ini aku kuliah di UGM sehingga  jauh dari orangtua di Jakarta. Selama sakit, aku bolak-balik rumah sakit sendirian karena paling ndak bisa merepotkan orang lain. Alhamdulillah, Alloh kasih tubuh yang kuat, jadi masih sanggup bawa motor kemana-mana walaupun sakitnya ndak tertahankan.

Ceritanya dimulai dari 3 tahun yang lalu. Saat aku dalam perjalanan menuju kampus, motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil Innova yang sedang melaju sangat kencang. TKP di ringroad utara pas di putaran balik motor dan mobil (padahal saat itu lagi banyak polisi sedang tugas pagi tapi bisa-bisanya tuh penabrak melarikan diri,,untung ketangkap). Kecelakaan itu menyebabkanku gegar otak ringan dan sedikit ada pembengkakan di otak belakang hasil dari CT-scan. Pasca kejadian itu, aku rutin pusing hebat per 3 bulan (walaupun sering pusing-pusing biasa juga).

1,5 tahun kemudian pusingku mulai menghebat dan semakin sering. Coba datang ke dokter umum dan akhirnya aku dirujuk ke RSUD S*******. Dengan berbekal hasil CT-scan 1,5 tahun lalu, aku masuk ke klinik syaraf. Oleh dokter disana, aku diminta CT-scan ulang dengan kontras (disuntik banyak cairan bening yang membuat tubuhku tiba-tiba dingin bagai mayat). Dan hasilnya bagus, ndak ada kelainan seperti foto awal. Kemudian aku disuruh tes EEG (pernah lihat tes dengan kepala ditempeli banyak sekali kabel?? Seperti itulah,,sangat tidak nyaman). Entah bagaimana, hasilnya menunjukkan saraf otakku low voltage (hasilnya voltase otakku rendah seperti yang terjadi ketika orang sedang tidak sadarkan diri atau bisa juga epilepsi). Setelah dikomparasikan, kata dokternya ini ada hubungannya dengan kecelakaan terakhir (total aku sudah 3x kecelakaan,,hehe). Ketika dilihat lagi hasil CT-scan, katanya masih ada pembengkakan di otak (padahal menurut dokter radiologinya it’s fine).

Waduh,,, paniklah aku. Menurut dokter tadi, aku harus segera masuk rawat inap sesegera mungkin untuk disedot cairan otak di bagian yg bengkak. Minimal opname 2 pekan, itu juga belum pakai tes ini-itu yang memungkinkan opname jadi sekitar 1 bulan. Akhirnya orangtuaku memintaku untuk pulang ke Jakarta. Walaupun harus dirawat, setidaknya ada keluarga yang bergantian nunggu.

Sesampainya di Jakarta, aku dibawa ibuku ke dokter Telkom dan disuruh oleh dokter disana untuk tes ulang. Karena menurut beliau, hasil CT-scan terakhir ndak ada yang bermasalah. Dirujuk ke Rumah Sakit Jakarta bagian klinik syaraf (lupa nama dokternya, tapi beliau ahli syaraf rujukan). Dokter syaraf itu memintaku untuk tes EEG ulang dan alhamdulillah hasilnya bagus,, (iihhh…aneh deh dengan tes-tes sebelumnya di Jogja,,bikin gemes). Akhirnya aku disuruh tes EMG di Rumah Sakit Husada Jakarta Pusat dengan Prof. Bob (ini rujukan dokter-dokter syaraf di Indonesia karena dokterku di Jogja rujuknya juga ke beliau).

Saat di tes, ada semacam besi yg ditempel di tangan. Tanganku dipakaikan alat tensi kemudian ditahan sistoliknya (bener ndak sih?) sampai kesemutan hebat. Lalu aku disuruh buang nafas terus (macam orang melahirkan,,setidaknya latihan dulu lah,,hehe), sampai kesemutan itu akhirnya menjalar ke semua organ dalam paru-paru dan jantung…sakiiiiiiiiiiit banget (kata orangtuaku saat itu aku kejang-kejang,,,olala,,seperti itu toh rasanya kejang,,hehe). Dalam waktu singkat, bahkan susterpun sampai heran tanganku mengerucut begitu cepat (ciri-ciri penderita spasmophili saat dites EMG). Setelah alat tensi dikendurkan, aku disuruh ambil napas panjang. Tubuhku lemas sekali karena kejang tadi,,sekujur tubuh masih terasa kesemutan. Setelah pulih dan sadar, Profesor itu marah-marah. “Kok bisa sampai grade 4+?? belum apa-apa kamu sudah kejang begitu,,kamu ini kerja apa kuliah? Pokoknya kamu ga boleh naik sepeda, capek, banyak pikiran atau nanti kejang kayak tadi.”>> Wew,,badan masih lemes udah dimarahin,,mana ga ada spasi sama enter lagi...fiuh.

Masya Alloh,,,ternyata kejang itu sakit yah. Alhamdulillah aku kejang baru sekali itu. Walaupun spasmophiliku sudah sampai tingkatan paling parah, tapi gejala yang sering muncul hanya pusing hebat (kaku leher dan kaku otak belakang,,kadang hanya migrain), mudah kesemutan (paling ndak bisa disuruh duduk sila atau melipat kaki), mudah kram, insomnia, cepat cemas, nafas pendek, dll. Pada banyak kasus, kejang bisa menjadi gejala yang sering muncul. Dokter (baru) ku di RS. Bethesda Jogja mengatakan bahwa kalau aku ndak merubah psikisku dan aktivitasku, bisa jadi grade spashmophiliku bertambah menjadi grade 5+ (hedeee…ini dokter mah nakut-nakuin ajah).

Spashmophili terjadi karena adanya kelainan dalam metabolisme tubuh. Aku adalah tipikal pekerja keras dan pemikir yang dalam. Sehingga ketika berpikir, syaraf butuh lebih banyak kalsium untuk bekerjanya antar neuron. Dalam keadaan normal, syaraf akan mengambil kekurangan kalsium ke tulang. Hanya saja dalam kasus spasmophili, kekurangan kalsium itu diambil dari darah,,sehingga darah kekurangan kalsium dan menjadi kejang otot yang ditandai dengan mudah kesemuatan dan mudah kram. Ketika tubuh benar-benar kekurangan kalsium, maka pusing dan kesemutan akan terjadi bersamaan dan inilah penyebab kenapa penderita spasmo mudah kejang. Bukan epilepsi/ayan yang dikarenakan karena adanya kerusakan pada syaraf otak, walaupun gejala awal yang terlihat sama. Oleh karena itu, penderita spasmo sangat disarankan utuk mengkonsumsi kalsium dalam dosis tinggi untuk mencegah kekurangan tadi. Spasmo, kata dokter tadi, merupakan kelainan dan tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikurangi dan diturunkan gradenya,,kemungkinan muncul lagi pun ketika dipacu oleh kondisi-kondisi tertentu>>Hoho,,nampaknya aku berbakat jadi dokter juga nih =J.

Cuma sebulan aku mengkonsumsi suplemen kalsium dari dokter. Kakakku bilang, tubuh tidak baik jika terus menerus diberi bahan kimia. Lebih baik banyak makan makanan yang mengandung kalsium (tempe+tahu+brokoli+keju+teri,,,enak3x =D). Jadilah aku selalu menyediakan susu tinggi kalsium yang dikonsumsi sampai 2x sehari. Aku punya saran nih kawan, susu tinggi kalsium itu yang enak adalah H*L*,,,yang lain ndak enak. Apalagi untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.

Alhamdulillah,,kini aku sudah bisa mengontrol aktivitas dan asupan kalsium secara seimbang. Pusing yang dulu amat menggangu, kini sudah jarang hadir. Memang akan kambuh ketika terlalu capek beraktivitas dan berpikir banyak. Ketika mulai kesemutan dan pusing, biasanya aku mengistirahatkan tubuh dan pikiranku sejenak. Dulu pun aku pendaki,,2 tahun ini aktivitas itu kuhentikan.

Aku ingin semua kembali normal. Tubuhku, aktivitasku, kelincahanku, pemikiran-pemikiran liarku. Perlahan tapi pasti, kudapatkan kembali semua itu. Aku tidak boleh kalah dengan penyakit ini,,aku harus sembuh!!
-Kamarku jam 2 dini hari,,,disela-sela menggarap skripsi-



Baca yang lengkap yaa,,,

12 komentar:

Asep 30 Maret 2010 pukul 09.10  

Halo mas, perjuangan situ luwwar biasa..hehe
Kalo saya bole kasi saran, coba mas konsumsi suplemen organik (non kimia).. Tapi jangan asal organik. harus ada sertifikasi organiknya supaya aman dikonsumsi.
Pertimbangannya, susu kan ribed banget kalo dibawa ke mana2. Kalo kalsium tablet yg ntu, simple... cuma dalam botol kecil tempatnya.

Memang rada susah nyarinya di pasaran bebas.. Saya pernah coba cari buat istri dan ibu saya, dapetnya malah di salah satu produk MLM..
Bagus katanya... ibu sama istri saya pas di cek kalsium.. normal terus gk pernah kekurangan...

Semoga membantu

nur 14 Juni 2010 pukul 10.26  

gini to versi lengkapnya. smangadh cha!

maiditia 1 Februari 2011 pukul 16.27  

wahh,,, teman sependeritaan,,, saya spasmofili (+++) dua setengah taun lalu.. tp saya jg vertigo,, itu ndak sama ya (vertigo sm spasmofili) ?

Anonim 9 Maret 2011 pukul 19.57  

mbak Echa, salam kenal...
Aku Ajeng, umur 25thn. Setahun terakhir ini aku juga mengalami gejala2 sperti tersebut diatas, dicek ke dokter saraf di RS B*R*M***S bdg, didiagnosa gangguan saraf tepi biasa. Terus bulan kmrn aku cek ke RS di daerah Bintaro, katanya suspect spasmophili. Tapi aku blm EMG, masih agak2 parno, hehe. Tulisannya membantu banget, maturnuwun sanget :)

dinda 8 September 2011 pukul 15.36  

salam hangat,
aku dinda umur 22, sedang menggarap skripsi juga, aku divonis spasmophylli waktu kelas 2 smp, grade 3 yang ternyata diturunkan dr ibuku yang grade 2,,,setelah divonis otomatis saya harus minum berbagai macam suplemen kalsium, tp yang ada saya tambah pusing dan mag meningkat, walhasil saya gak pernah minum suplemen lg,,,saya juga pendaki terakhir 2 tahun lalu,, tahun kemarin saya divonis paru2 basah, sempat ga kuliah sebulan...tapi tetep semangat menyelesaikan S1 saya di bogor..
terima kasih

Echa Azhar Nugroho 9 Juli 2012 pukul 16.24  

to all:
spashmophili bisa dikurangi sampai hampir 5% koq. Alhamdulillah sekarang aku udah ga pernah kambuh pusingnya lagi. Kalau tangan udah mulai tremor, cepet-cepet deh aku minum suplemen kalsium. Sekarang aku lagi hamil, tapi udah jarang minum kalsium lagi soalnya diganti susu hamil. Kan stok kalsiumku banyak nih (asumsi ngawur soalnya kan tubuh ngambilnya lewat darah mulu, hehe), jadi semoga dedeknya ga kekurangan kalsium. Insya Alloh sembuh semua ya kawan-kawan semua,, keep optimist =D

Lintang 13 Juli 2012 pukul 13.28  

Halo.. feb 2012 suamiku kejang2 hebat.. ya didiagnosis epilepsi, dan setelah menjalani perawatan, dibilangnya sakit trauma kepala, karena dia dulu pernah kecelakaan tahun 2008, sampai kepalanya pecah dan matanya yang satu udah nggak bisa melihat.. waktu itu kejadiannya di Bandung. selanjutnya ini di yogya baru pertama kali dia kejang2 gitu, kita rawat jalan ke dr asmedi, dikasi penitoin, karena dilanjut waktu inap di RS Jogja Internasional dikasi itu, tapi gak ada sebulan sama suamiku diberhentiin katanya nggak nyaman mata dia sama badannya, sayangnya, dia nggak mau dibawa ke dokter, ngeyeeel banget.. :( Jadi skrg gak pakai obat lagi. Pas tes eeg kata dokter bagus, cuma low voltage, itu jarak sebulan dari dia kejang. Nah kalau EMG di jogja bisa? ada saran gak dokter yang harus ditemuin di Yogya? dokter syaraf? btw Echa, semoga kehamilannya baik dan lancar ya, aku baru aja melahirkan anak cowok umurnya skrg 2 bulan :)btw kalau ada email,bisa bales di emailku aja ya golintang@yahoo.com mungkin kita bisa share. Makasih.

Echa Azhar Nugroho 25 September 2012 pukul 14.38  

@mb lintang:
salam kenal mb lintang... ^^

aku belum pernah tes EMG di jogja sih mb, soalnya udah keburu dibawa berobat di jakarta tapi seharusnya bisa. Rekomendasi terbaik spesialis syaraf di jogja itu ada dr. Laksmi yg praktek di bethesda. saranku daftar bikin janji dg beliau seminggu sebelumnya..soalnya nih dokter asli antriannya rameeeee banget. Semoga cepet sembuh suaminya ya mb lintang. semoga dedeknya juga sehat. okeh..bisa lanjut via email ya ^^

Unknown 21 Oktober 2013 pukul 22.21  

Halo2...
Aku mengalami kecelakaan yg hampir merenggut nyawa 10 bulan yg lalu...
Sekarang aku sering mengalami vertigo hebat dan didiagnosis Epilepsi Post Trauma... Walau waktu di EEG ternyata tidak ada gelombang Epilepsi...
Sekarang aku masih mengkonsumsi Obat Anti Epilepsi bernama Kutoin...
Tapi artikel ini sangat membantu...
Jadi insya Allah, aku akan segera melakukan tes EMG juga supaya nantinya bisa mengetahui benar Epilepsi atau bukan... Terima kasih pengalamannya...

Unknown 21 Oktober 2013 pukul 22.22  

Halo2...
Aku mengalami kecelakaan yg hampir merenggut nyawa 10 bulan yg lalu...
Sekarang aku sering mengalami vertigo hebat dan didiagnosis Epilepsi Post Trauma... Walau waktu di EEG ternyata tidak ada gelombang Epilepsi...
Sekarang aku masih mengkonsumsi Obat Anti Epilepsi bernama Kutoin...
Tapi artikel ini sangat membantu...
Jadi insya Allah, aku akan segera melakukan tes EMG juga supaya nantinya bisa mengetahui benar Epilepsi atau bukan... Terima kasih pengalamannya...

Unknown 22 September 2015 pukul 08.57  

saya mengalami seperti mb eca
sejak kls 3 sd
smpe skrg masih ssering migrain.
agak baikan waktu saya berobat di dokter syaraf

Unknown 5 Mei 2017 pukul 08.26  

Dokter Bob di rmh sakit apa mas?

Posting Komentar

Apa yang kamu pikirkan dari tulisan di atas? Mari bertukar pikiran,,,